Keluhan sembelit saat kehamilan sebetulnya bisa dicegah, jadi tak mesti selalu dialami.
Seperti kata dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG, dari Bagian Kebidanan dan Kandungan FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta, sembelit memang ditandai dengan frekuensi BAB yang menurun dan tidak teratur. Selain itu, sembelit juga sudah perlu ditangani bila setiap kali BAB, yang bersangkutan sampai harus mengedan kuat; mengeluarkan darah karena wasirnya terluka; atau harus selalu dibantu dengan obat.
Gangguan sembelit ini bisa terjadi sepanjang kehamilan. Bahkan biasanya akan makin terasa di akhir kehamilan. Ini dikarenakan kepala bayi yg mulai turun dan menekan usus.
Nah, apa saja penyebabnya?
Penurunan gerak peristaltik pada saluran cerna
Jadi, gerakan makanan di usus ibu hamil lebih lambat dari biasanya. Inilah yang juga menyebabkan perutnya terasa penuh dan kembung, padahal mungkin baru makan sedikit. Penurunan gerak peristaltik ini disebabkan oleh peningkatan kadar hormon progesteron dalam tubuh ibu hamil.
Sebetulnya peningkatan produksi hormon ini bertujuan memberi efek relaksasi pada otot polos di rahim. Dengan begitu, bayi dapat tetap bertahan di kandungan sampai cukup waktunya untuk dilahirkan. Hanya saja, karena sama-sama terdiri atas otot polos, saluran cerna ikut terkena efeknya. Usus ikut mengalami perlambatan gerakan peristaltik yang memudahkan terjadinya sembelit. Namun, perlambatan ini sebenarnya ada gunanya juga, karena penyerapan makanan jadi lebih baik. Bagi kehamilan, tentu saja hal itu penting untuk pemenuhan nutrisi ibu dan janinnya.
Salah pola makan atau pola makan kurang baik.
Biasanya, seorang ibu yang sedang hamil menjadi "sulit" makan. Hal itu tampak dari sikapnya yang menjadi sangat pemilih. Biasanya, ibu hamil lebih senang ngemil atau kalaupun makan besar, yang dipilih adalah makanan yang seratnya kurang. Nah, karena kurang serat inilah maka sembelit terjadi.
Kurang minum
Karena perutnya cepat merasa kembung atau penuh akibat peristaltik yang melambat tadi, biasanya ibu hamil enggan minum banyak-banyak. Selain itu, karena kehamilan membuat ibu jadi lebih sering buang air kecil, maka secara sengaja jumlah air yang diminumnya dikurangi. Padahal kurang minum akan menyebabkan tinja jadi keras sehingga sulit dikeluarkan dan terjadilah sembelit. "Banyak ibu hamil menyangka sering kencing itu diakibatkan terlalu banyak minum. Yang betul, hal itu terjadi karena kehamilannya sendiri," jelas dr. Dwiana.
Penyakit hirschsprung dan wasir
Meski jarang, sembelit pada kehamilan juga bisa disebabkan kelainan yang memang sudah ada sejak sebelum kehamilan. Contoh, kelainan katup usus yang disebut penyakit hirschsprung. Penyakit bawaan ini disebabkan kelainan persarafan pada ujung saluran cerna yang mengakibatkan kotoran jadi susah lewat. Kalau keadaannya ringan, di masa sebelum kehamilan, hirschsprung bisa saja tak menimbulkan gangguan. Baru pada saat hamil, di mana kelainan ditambah dengan faktor lain, maka terjadilah sembelit.
Selain itu, selama kehamilan tak jarang juga ibu mengalami hemoroid atau wasir. Wasir memang bisa muncul sejak sebelum kehamilan, tapi umumnya gangguan ini baru terjadi saat hamil. Wasir yang muncul belakangan, awalnya disebabkan oleh adanya relaksasi otot polos pembuluh darah sebagai dampak meningkatnya kadar progesteron. Wasir ini akan jadi tambah berat, bila ibu harus selalu mengejan setiap kali BAB. Aksi mengejan ini sendiri membuat wasir yang ada bertambah parah dan terasa semakin nyeri, bahkan tak jarang sampai berdarah.
Sebagai dampaknya, ibu hamil jadi semakin takut pula untuk BAB, ditambah lagi perdarahan yang terus-menerus bukan tak mungkin berbuntut anemia. Sementara itu, jika tinja tertahan terlalu lama di usus besar, kandungan airnya akan diserap lagi sehingga terjadilah pengerasan. Proses BAB pun makin sulit nantinya, dan sembelit makin parah lagi.
Seperti kata dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG, dari Bagian Kebidanan dan Kandungan FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta, sembelit memang ditandai dengan frekuensi BAB yang menurun dan tidak teratur. Selain itu, sembelit juga sudah perlu ditangani bila setiap kali BAB, yang bersangkutan sampai harus mengedan kuat; mengeluarkan darah karena wasirnya terluka; atau harus selalu dibantu dengan obat.
Gangguan sembelit ini bisa terjadi sepanjang kehamilan. Bahkan biasanya akan makin terasa di akhir kehamilan. Ini dikarenakan kepala bayi yg mulai turun dan menekan usus.
Nah, apa saja penyebabnya?
Penurunan gerak peristaltik pada saluran cerna
Jadi, gerakan makanan di usus ibu hamil lebih lambat dari biasanya. Inilah yang juga menyebabkan perutnya terasa penuh dan kembung, padahal mungkin baru makan sedikit. Penurunan gerak peristaltik ini disebabkan oleh peningkatan kadar hormon progesteron dalam tubuh ibu hamil.
Sebetulnya peningkatan produksi hormon ini bertujuan memberi efek relaksasi pada otot polos di rahim. Dengan begitu, bayi dapat tetap bertahan di kandungan sampai cukup waktunya untuk dilahirkan. Hanya saja, karena sama-sama terdiri atas otot polos, saluran cerna ikut terkena efeknya. Usus ikut mengalami perlambatan gerakan peristaltik yang memudahkan terjadinya sembelit. Namun, perlambatan ini sebenarnya ada gunanya juga, karena penyerapan makanan jadi lebih baik. Bagi kehamilan, tentu saja hal itu penting untuk pemenuhan nutrisi ibu dan janinnya.
Salah pola makan atau pola makan kurang baik.
Biasanya, seorang ibu yang sedang hamil menjadi "sulit" makan. Hal itu tampak dari sikapnya yang menjadi sangat pemilih. Biasanya, ibu hamil lebih senang ngemil atau kalaupun makan besar, yang dipilih adalah makanan yang seratnya kurang. Nah, karena kurang serat inilah maka sembelit terjadi.
Kurang minum
Karena perutnya cepat merasa kembung atau penuh akibat peristaltik yang melambat tadi, biasanya ibu hamil enggan minum banyak-banyak. Selain itu, karena kehamilan membuat ibu jadi lebih sering buang air kecil, maka secara sengaja jumlah air yang diminumnya dikurangi. Padahal kurang minum akan menyebabkan tinja jadi keras sehingga sulit dikeluarkan dan terjadilah sembelit. "Banyak ibu hamil menyangka sering kencing itu diakibatkan terlalu banyak minum. Yang betul, hal itu terjadi karena kehamilannya sendiri," jelas dr. Dwiana.
Penyakit hirschsprung dan wasir
Meski jarang, sembelit pada kehamilan juga bisa disebabkan kelainan yang memang sudah ada sejak sebelum kehamilan. Contoh, kelainan katup usus yang disebut penyakit hirschsprung. Penyakit bawaan ini disebabkan kelainan persarafan pada ujung saluran cerna yang mengakibatkan kotoran jadi susah lewat. Kalau keadaannya ringan, di masa sebelum kehamilan, hirschsprung bisa saja tak menimbulkan gangguan. Baru pada saat hamil, di mana kelainan ditambah dengan faktor lain, maka terjadilah sembelit.
Selain itu, selama kehamilan tak jarang juga ibu mengalami hemoroid atau wasir. Wasir memang bisa muncul sejak sebelum kehamilan, tapi umumnya gangguan ini baru terjadi saat hamil. Wasir yang muncul belakangan, awalnya disebabkan oleh adanya relaksasi otot polos pembuluh darah sebagai dampak meningkatnya kadar progesteron. Wasir ini akan jadi tambah berat, bila ibu harus selalu mengejan setiap kali BAB. Aksi mengejan ini sendiri membuat wasir yang ada bertambah parah dan terasa semakin nyeri, bahkan tak jarang sampai berdarah.
Sebagai dampaknya, ibu hamil jadi semakin takut pula untuk BAB, ditambah lagi perdarahan yang terus-menerus bukan tak mungkin berbuntut anemia. Sementara itu, jika tinja tertahan terlalu lama di usus besar, kandungan airnya akan diserap lagi sehingga terjadilah pengerasan. Proses BAB pun makin sulit nantinya, dan sembelit makin parah lagi.
0 komentar:
Posting Komentar