: Ladrina
begini
senjaku, Drina.
saat luka tak lagi mengenal waktu dan penantian terasa
abadi,
sementara merah bukan lagi darah tapi sepi yang enggan pergi,
mungkin di sebuah dermaga kau akan menyaksikan satu-dua kapal antah
berantah mengangkut pulang kenangan entah milik siapa,
milik aku yang
telah lama tenggelam di dasar diammu,
atau milikmu yang telah terbang
bersama serak suaraku
mengucapkan perpisahan yang kita tau sama-sama berat
mengucapkannya lirih dalam satu pelukan yang tak bisa lebih erat
begini
senjaku, Drina.
mungkin di dermaga itu kau tak akan bertemu aku,
hanya
menghitung detik demi detik dengan lancang berkejaran dan
mengharapkannya mati atau beku.
tapi ada beberapa pertemuan yang tak
boleh terjadi karena luka setelahnya akan membuat sepi di bibir kita
saling mengucap benci.
biarlah hening yang kau dan aku simpan berlayar dalam kapal yang berbeda
biarlah cahaya yang jingga menyala di matamu pergi, Drina
itu bukan senja kita...
0 komentar:
Posting Komentar