skip to main |
skip to sidebar
abcdefghindrijklmn:
Tidak menjadi yang terus menerus berada di sampingmu, tentu bukanlah
kemauanku. Mungkin saja ini rencana Tuhan. Dia ingin tahu seberapa jauh
cinta mampu bepergian, tanpa benar-benar kita merasa dipisahkan. Dia
ingin tahu seberapa besar cinta yang dibutuhkan agar mampu bertahan,
meski raga tak berada di hadapan.
Semestinya, tak ada jarak yang mampu menjauhkan kita. Bukankah rasa di hati memang tak pernah terpisah?
Jarak itu urusan raga, sedangkan jauh itu urusan hati. Sebab tak
selamanya yang berjarak membuat kita merasa jauh. Namun yang membuat
kita merasa jauh, sudah pasti telah mencipta jarak. Bukankah begitu?
Dan jarak, katamu, hanyalah sebuah perantara agar rindu kita bebas
beranakpinak. Maka itu, kita beri makan mereka banyak-banyak. Agar di
suatu waktu ketika kita bertemu, mereka sudah besar dan pelukan kita
siap melepasnya pergi.
Namun, adakalanya rindu terkalahkan oleh cemburu. Kala itu, ego kita
harus bertarung setengah mati. Memamerkan cinta mana yang paling besar,
memojokkan cinta siapa yang lebih kecil. Seolah cinta kita tak ada
artinya dibandingkan pengakuan tentang siapa yang lebih sayang siapa,
dan siapa yang mengkhianati siapa.
Padahal, tak mau kehilangan adalah satu-satunya alasan di balik
segala curiga yang akal kita ciptakan. Aku tak ingin kamu dimiliki oleh
selain aku; pun, begitu adanya denganmu. Mungkin kita hanya lupa, bahwa
Tuhan telah lebih dulu menciptakan rasa percaya.
Maka, mari ingat kembali segala janji untuk tetap bersama, kemudian
pupuk bibit-bibit percaya. Jika memang saling mencinta, tak ada godaan
yang terlalu besar, tak ada cemburu yang terus mengejar. Sebab kita
tahu, kita sudah menemukan hati tempat berpulang; tak perlu lagi mencari
hati lain sebagai selingan.
Biar saja raga terpisah, asalkan hati kita tak berpisah. Biar
saja kamu jauh dari pandangan, asal cintamu dekat; selalu dalam
genggaman.
From: http://abcdefghindrijklmn.tumblr.com/post/35623104854/jarakyangmenjauhkan
0 komentar:
Posting Komentar