Entah apa rencana Tuhan, mempertemukan kita 
yang berbeda, kemudian diberi kesempatan untuk bersama. Sebab yang 
kutahu, kebetulan itu tak pernah ada. Maksud tersembunyi apa yang 
kiranya Tuhan titipkan pada semesta?
Menjadi yang berbeda pada kenyataannya tak 
semudah yang mereka katakan. Selalu ada ego yang harus ditahan. Selalu 
ada toleransi yang berharap tak pernah dipaksakan. Selalu ada sakit 
terselip pada setiap pertanyaan dari mereka yang meragukan. Namun, 
seringkali semua bisa dikalahkan, sebab selalu ada cinta yang memaksa 
hati agar tetap mempertahankan.
Tujuh tahun bukanlah waktu yang singkat. 
Semua orang juga tahu itu. Meski sedikit dari mereka yang benar-benar 
mengetahui bimbangnya sepasang hati ini. Aku dan kamu ingin terus 
bertahan, namun keyakinan kita tak pernah bisa sejalan. Aku dan kamu 
ingin terus membina hubungan, namun restu dari keluarga telalu sulit 
didapatkan.
Mengapa kiranya Tuhan memberi kita kesempatan saling mengisi hati, jika pada akhirnya akan begini?
Mengapa kiranya hati tak pandai memilih tujuan, ketika pada akhirnya, memilikimu aku hanya bisa setengah jalan?
Sementara pada setiap pertemuan, ada air mata
 yang kutabung diam-diam. Ditabung sedikit demi sedikit, sampai 
tersenyum pun terkadang rasanya sakit. Aku hanya takut, di suatu hari di
 masa depan, hanya kenangan ini saja yang kupunya dalam ingatan, 
sedangkan kamu tidak ada dalam genggaman. 
Sebab itu, kunikmati setiap kehadiran, 
kuresapi setiap pelukan, kuhitung baik-baik setiap kecupan. Aku tak 
pernah ingin kita berakhir, namun sayangnya, akupun tak punya jalan 
keluar ketika perpisahan kelak hadir.
Harus menyalahkan siapa, jika perbedaan justru menjadi penghalang bagi kita untuk bersama?
Aku mencintaimu, mencintai kita. Akupun 
mencintai Tuhan, keluarga, serta diriku sendiri. Pada akhirnya, semoga 
Tuhan memberi kita kesempatan seluas-luasnya untuk terus bersama, tanpa 
sedikitpun mengundang perpisahan diantaranya. Entah bagaimanapun 
caranya.
Dan jika memang harus berpisah, semoga saat itu hati kita berdua sudah lebih dari siap untuk menghadapinya. Semoga saja.
jika Tuhan mampu membuat kebetulan-kebetulan yang berujung pada pertemuan, maka Tuhan pasti juga mampu membuat keajaiban-keajaiban yang kelak membuat kita tak bertemu di titik perpisahan. bukankah begitu?
*untuk seorang teman, Bima. semoga 
tulisan ini sesuai dengan cerita kamu. maaf untuk waktu yang tidak 
sebentar dalam menulisnya. sebab jujur saja, saya belum pernah 
mengalaminya, maka itu agak sulit mencari kata-kata yang sesuai. :D oh 
ya, sebelum ini, saya juga pernah menulis dengan tema yang sama, berikut
 ini link-nya, siapa tahu kamu tertarik untuk membacanya juga. selamat 
membaca :)
 http://abcdefghindrijklmn.tumblr.com/post/25945217399/tulisanpesananbella

0 komentar:
Posting Komentar