CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 18 Mei 2013

#TulisanPesanan : Kisah (Sama) yang Berbeda


Mencintaimu mungkin seperti menggenggam angin. Aku bisa rasakan hadirmu di telapak tanganku, namun mustahil bisa betul-betul digenggam olehku. Karena kosong, hadirmu seperti palsu. 

Mencintaimu mungkin seperti selimut tipis di udara dingin. Halangi aku dari beku, namun gemetar masih kuasai tubuhku. Karena rancu, hangatmu seperti semu.

Mencintaimu mungkin seperti jalan pintas yang gelap dalam sebuah labirin. Kurangi jumlah jejakku saat mencari arah, namun jika tanpa cahaya, kakiku takut melangkah. 

Mencintaimu mungkin seperti tanda koma, bukan tanda titik. Memberhentikan hatiku sementara, namun tidak mungkin untuk selamanya.

Bukan, bukan aku yang meragukanmu. Bukan pula kamu yang ragukan aku. 

“Ini masalah perbedaan prinsip,” kata orang. Tapi, banyak juga orang yang bilang bahwa perbedaan itu indah. Lalu, mana yang benar? Sedangkan hati kita begitu buta, mungkin pula tuli. Mana peduli siapa benar, siapa salah. Yang hati kita tahu hanya bagaimana kita saling merengkuh, membagi teduh, mengobati luka sampai sembuh. Mana peduli siapa benar, siapa salah.

Tak apa jika aku tak mungkin mendengarmu bercerita tentang sandal jepitmu yang raib selepas Sholat Jumat. Tak apa jika aku tak mungkin melihat tanganmu berdoa dengan posisi yang sama denganku sesaat sebelum kita menyantap makanan. Tak apa jika aku tak mungkin membaca niat berpuasa dengan terburu-buru saat imsak tiba, berdua denganmu. Tak apa jika mendambakanmu menjadi imam dalam setiap sujudku hanyalah benar-benar mimpi. Tak apa, aku betul-betul mengerti.

Yang aku tak pernah mengerti, mengapa dari sekian juta lelaki di bumi, hanya kamu yang kurasa luar biasa. Begitu luar biasa karena kamu sanggup membuatku merasa luar biasa disayangi. Jika memang aku dan kamu tak boleh bersama, mengapa Tuhanku membiarkan aku dan kamu bertemu, berdekatan, kemudian saling jatuh hati? Cobalah tanyakan hal yang sama pada Tuhanmu.

Jika saja diperbolehkan, aku sama sekali tidak keberatan membiasakan diriku mengingatkanmu pergi ke gereja setiap Hari Minggu, menghias telur bersama sepupu-sepupumu yang lucu saat Paskah, lalu menemanimu mencari kado Natal untuk sekeluarga di Bulan Desember mendatang. Jika saja Tuhanku memperbolehkan.

Dan jika cinta adalah pilihan iya atau tidak, bolehkah aku memilih untuk tidak mencintaimu pada awalnya? Tidak yang tidak ingin dan tidak akan. Sehingga aku tak perlu menahan kedua lengan yang seringkali ingin memelukmu, jika senyumku belum cukup tenangkan cemasmu. Serta tangis, yang seringkali luruh sebab hati ingin milikimu. Karena cinta kurasa lebih sempurna dalam kedekatan.

Biar saja tangan kita berbeda cara dalam meminta, namun aku tahu hati kita selalu sama dalam mencinta. Biar saja bibir kita berbeda cara dalam bersyukur, namun aku tahu senyum kita selalu sama dalam bertutur. Biar saja tubuh kita berbeda cara dalam menyembah, namun aku tahu doa kita selalu sama, semoga cinta selalu tabah dan tidak terus bertambah. Walaupun harus memisah, semoga  tetap berakhir pada satu tujuan searah.

Ini tidaklah mudah, tapi aku yakin kita pasti dipertemukan kepada jalan tengah, oleh Tuhanku dan Tuhanmu.

“agama ngajarin tentang cinta tapi cinta enggak kenal sama yang namanya agama.” - @wira_panda

Bogor, 27062012 02:46

*untuk seorang sahabat, Bella. menulis ini begitu sulit karena saya belum pernah mempunyai hubungan yang serius dengan seseorang yang ‘berbeda’. tetapi semoga tulisan saya tidak mengecewakan dan cukup mewakili perasaan kamu. dan semoga semua kebingungan, kebimbangan kamu (dan dia) cepat-cepat berujung bahagia (entah bagaimanapun jalan ceritanya). amiin :’) *hugs*

 http://abcdefghindrijklmn.tumblr.com/tagged/TulisanPesanan/page/4

0 komentar:

Posting Komentar