CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 18 Mei 2013

#TulisanPesanan: Tentang Sahabat

 image

Kamulah hadiah dari semesta. Memiliki sebagian dari aku yang orang lain tak pernah punya. Aku sendok bagi piringmu. Aku korek api bagi rokokmu. Kita dipertemukan untuk saling melengkapi. Sebab itu, tidak ada kamu di sisi sungguh kurasa kosong yang ganjil menyelimuti. Barangkali, pertemuan kita adalah contoh kecil dari doa-doa baik yang belum terucap, namun telah dikabulkan Tuhan. 

‘Sahabat tak perlu dituntut untuk selalu ada di setiap senang dan susah. Karena sejatinya, jika kita menganggap seseorang itu adalah sahabat kita, tanpa berpikir dua kali pun kita akan berbagi senang dan susah bersamanya—meskipun itu hanya sebatas pembicaraan lewat telepon. Sahabat juga orang yang sudah pasti mengerti kita. Jika kita tidak menceritakan sesuatu kepadanya, ia akan mengerti bahwa itu dilakukan dengan alasan yang kuat. Jadi, tak mungkin ada sakit hati jika ada salah satu diantara mereka yang datang hanya di saat kesusahan. Sahabat selalu mengerti, tidak kenal menuntut apalagi memaksakan.’

Siapa sangka, dari persahabatan yang kita bangun setitik demi setitik, kini mencipta rasa yang akupun bingung menyebutnya apa. Kamu keluarga tanpa ada aliran darah yang sama. Kamu penyemangat paling utama dari patah hati karena cinta. Kamu pendengar suara hati terkecil, siapa yang pertama kali kucari keberadaannya ketika curahan hati memanggil.
Jarak memang penghalang, namun bukan berarti ikatan kita terhalang. Kita selalu tahu cara mengisi jeda pertemuan, dengan saling berbagi kabar dan pesan, misalnya. Tak soal siapa yang selalu ada ketika sulit, sebab yang terpenting ialah ada ikatan antara batin yang terus membelit. 

Ada saat-saat kamu terlalu jauh dijangkau nada dering telepon, namun segala doa masih tentang bahagiamu, bahagiaku. Menjauh darimu rasanya seperti menolak hadiah Tuhan, tak mungkin aku lakukan. 

Semoga kita dijagaNya selalu, agar terus bersama. Sebab kuingin ada kamu di sisi ketika semesta sedang tak memihakku, dan pundakmu adalah satu-satunya tempat yang kutuju. Sebab kuingin ada kamu menemani ketika akhirnya aku menemukan cinta sejati, dan tersenyum melepasku menjadi pengantin. Sebab kuingin masih menggenggam tanganmu sambil bercerita banyak hal di beranda rumah, ketika kita tua nanti.

Terima kasih untuk setiap detik berbagi, senyum penguat hati, kata-kata pengusir getir. Sahabatku, tetaplah kita terus begini.
   


*ditulis untuk LHYAAA semoga sesuai dengan isi hati. :)
gambar diambil dari http://1000drawings.tumblr.com/


http://abcdefghindrijklmn.tumblr.com/tagged/TulisanPesanan/page/2

0 komentar:

Posting Komentar