Seperti halnya pertemuan, perpisahan pun
sebetulnya tak pernah kita tahu kapan datangnya. Namun hati mana mau
peduli. Yang hati tahu hanya merasakan, tak bisa memilih rasa. Yang hati
tahu hanya senang, sedih, cinta, benci. Ia tak bisa memilih untuk
merasa senang ketika sedang sedih, ataupun merasa cinta ketika sedang
benci. Dan ketika akhirnya kita berpisah, itulah kata hati; sedih.
Dengan alasan apapun, berpisah tetaplah berpisah. Aku dan kamu, kehilangan kita.
Tak pernah kusesali memilihmu, menjadikan
kamu satu-satunya pengisi aku. Hingga kini ketika kita memang tak bisa
bersatu kembali, ada satu hal yang kusesali; perihal keputusanmu yang
menyakiti hati. Ya, kamu memilih begitu saja pergi. Sementara aku,
ditinggal bertanya-tanya sendiri.
Salahku yang mana, yang membuatmu memilih berjalan tak sejalan denganku lagi?
Padahal segala usaha telah kulakukan, hanya
agar hangat tubuhmu setia dalam pelukan. Semua janji telah kutepati,
namun kamu memilih hati lain untuk ditempati. Setiap bisik doa selalu
tentang kita dan masa depan, namun tanpa kutahu, ada nama lain sebelum
amin telah kamu selipkan.
Apa yang hatimu rasa ketika kamu memilih untuk meninggalkan aku begitu saja?
Tuhan Maha Pembuat Rencana, maka aku yakin,
kehilangan ini bukan tanpa disengaja. Aku yakin, ini hanya jalan paling
baik dariNya menuju bahagia yang lainnya. Kita memang lebih dahulu harus
terluka agar tahu rasanya disembuhkan, bukan?
Maka beri aku waktu untuk maafkan kamu. Beri
aku waktu untuk ikhlas melepas masa lalu. Kemudian setelahnya, akan
kulupakan dan kulanjutkan lembaran hidup yang baru.
Yang tanpa sendu, tanpa haru, tanpa kamu di sisiku.
perpisahan memang tak pernah mudah. sebab ada hati yang patah, juga harapan-harapan yang kehilangan arah.
*ditulis untuk iamdewiiii. tulisan pesanan kedua untuk kamu. :)
gambar diambil dari google.
http://abcdefghindrijklmn.tumblr.com/tagged/TulisanPesanan/page/3
0 komentar:
Posting Komentar