Dari sekian pasang mata yang memandangku
tanpa sengaja, entah mengapa hanya milikmu yang terbayang dan tak mau
hilang. Memejamkan mata pun percuma, bayangmu justru makin lekat saja.
Kamu seperti memberi pekerjaan baru bagi hati; untuk menanti, untuk
mencari, sesosok lelaki pemilik separuh diri.
Ada yang diam-diam jatuh cinta padamu; sebut saja itu aku.
Pertemuan demi pertemuan terlewati, debar di
dada sudah tak terhitung lagi. Namun urung kunyatakan isi hati, bahwa
kamu yang kuingin menjagaku di sisi. Rasanya semua jadi serba salah. Aku
takut salah langkah, aku pasti salah tingkah. Harus bagaimana agar kamu
mengerti isyarat-isyarat hati?
Ada yang dalam diam memujamu; sebut saja itu aku.
Kata orang, usia bukan jadi penghalang
tumbuhnya cinta. Semula, aku tak pernah meyakininya. Kemudian hadirmu
buatku memahami, bahwa keinginan hati sudah tak terbendung lagi.
Persetan jika aku harus menyamaratakan kita; mengurangi angka umurku
sendiri. Kita mulai dari nol saja, agar kamu tak takut mengaku cinta.
Ada yang dalam-dalam mencintaimu; sebut saja itu aku.
Jika aku dan kamu memang untuk bersatu,
runtuhkan tembok malu-malu. Jika aku dan kamu memang untuk bersama,
jangan biarkan aku berharap dengan percuma. Jika memang kita akan jadi
nyata, bergegaslah menujuku yang menanti hatimu bersuara.
Ada yang selalu menginginkanmu. Ya, itu aku.
*ditulis untuk boo. semoga sesuai isi hati. :)
gambar diambil dari google.
http://abcdefghindrijklmn.tumblr.com/tagged/TulisanPesanan/page/2
0 komentar:
Posting Komentar