Melepaskan memang tak pernah terasa mudah,
sebab ada waktu ketika memilikimu aku tak mengenal kata sudah. Pun,
melepaskan tak pernah terlalu sulit, sebab kamu memberi begitu banyak
alasan agar cinta diantara kita berhenti membelit.
Semestinya, tak perlu ada sesal dari sebuah
perpisahan, jika bukan ini kenyataan yang kemudian kamu suguhkan. Kini
kamu seperti sengaja membuatku berada pada posisi yang terpaksa berkata
tak rela.
Satu pertanyaan yang sedang sesaki dada; Mengapa harus dia?
Menjadi sahabat seharusnya mendukung, namun
aku seperti merasa ditikung. Mungkin ini salah satu dari sejuta
kesulitan yang datang setelah kita bukan lagi sepasang. Adanya dia
bersamamu sekarang, seperti angin dingin menampar pipiku tanpa henti.
Pedih.
Ada begitu banyak perempuan datang dan pergi dalam hidupmu; namun mengapa harus dia yang hatimu tuju?
Ada begitu banyak kesempatan menjadikan perempuan lain sebagai pilihan; namun mengapa harus dia yang kamu inginkan?
Bukan salah kalian, aku benar-benar tahu itu.
Jika sudah saling cinta, tak ada perihal apapun yang mampu memisah.
Akan tetapi hati ini gelisah, mau tak mau seperti mengharapkan hubungan
kalian terpecah.
Sebut saja aku sadis. Lagipula dalam cinta, mana ada hati yang terkadang tak berlaku egois?
Memang, kentara sekali bahwa aku sedang
mencari pembenaran. Tapi tunggu, jangan terburu-buru menghakimi, jika
kamu belum tahu seperti apa isi hati ini.
Aku hanya ingin menjadi satu-satunya yang
kamu miliki. Melanjutkan rasa yang kita sebut berbagi. Mengulang memori,
membuang sakit di hati.
Benarkah kita tak mungkin kembali?
Semoga kelak, waktu mengajarkanku caranya
mengerti, bahwa hatimu sudah tak tersentuh. Maka mustahil membuat kita
kembali utuh. Semoga kelak, kamu benar-benar mampu kurelakan pergi.
Sebab sungguh, aku tak berniat menyakiti sahabatku sendiri. Semoga
kelak, kutemukan cinta yang lain, agar berhenti semua sesak ini; agar
dengan yang selanjutnya, bisa kutemui bahagiaku sendiri.
memang, hati tak mungkin bisa dibohongi. jika kita merasa tersakiti, tak bisa begitu saja diobati. tak peduli sekalipun hanya karena melihat orang lain memiliki bahagia yang seharusnya bisa kita miliki. namun percuma menyalahkan keadaan. bukankah justru lebih baik mencari sebuah jawaban?
*ditulis untuk seorang teman, Putri. semoga
kamu sudah siap untuk mencari kebahagiaanmu sendiri, jangan sampai ego
itu menghalangi kebahagiaan orang lain. :)
http://abcdefghindrijklmn.tumblr.com/post/29188020214/tulisanpesanansika
0 komentar:
Posting Komentar