Tidak menjadi yang terus menerus berada di
sampingmu, tentu bukanlah kemauanku. Mungkin saja ini rencana Tuhan. Dia
ingin tahu seberapa jauh cinta mampu bepergian, tanpa benar-benar kita
merasa dipisahkan. Dia ingin tahu seberapa besar cinta yang dibutuhkan
agar mampu bertahan, meski raga tak berada di hadapan.
Semestinya, tak ada jarak yang mampu menjauhkan kita. Bukankah rasa di hati memang tak pernah terpisah?
Jarak itu urusan raga, sedangkan jauh itu
urusan hati. Sebab tak selamanya yang berjarak membuat kita merasa jauh.
Namun yang membuat kita merasa jauh, sudah pasti telah mencipta jarak.
Bukankah begitu?
Dan jarak, katamu, hanyalah sebuah perantara
agar rindu kita bebas beranakpinak. Maka itu, kita beri makan mereka
banyak-banyak. Agar di suatu waktu ketika kita bertemu, mereka sudah
besar dan pelukan kita siap melepasnya pergi.
Namun, adakalanya rindu terkalahkan oleh
cemburu. Kala itu, ego kita harus bertarung setengah mati. Memamerkan
cinta mana yang paling besar, memojokkan cinta siapa yang lebih kecil.
Seolah cinta kita tak ada artinya dibandingkan pengakuan tentang siapa
yang lebih sayang siapa, dan siapa yang mengkhianati siapa.
Padahal, tak mau kehilangan adalah
satu-satunya alasan di balik segala curiga yang akal kita ciptakan. Aku
tak ingin kamu dimiliki oleh selain aku; pun, begitu adanya denganmu.
Mungkin kita hanya lupa, bahwa Tuhan telah lebih dulu menciptakan rasa
percaya.
Maka, mari ingat kembali segala janji untuk
tetap bersama, kemudian pupuk bibit-bibit percaya. Jika memang saling
mencinta, tak ada godaan yang terlalu besar, tak ada cemburu yang terus
mengejar. Sebab kita tahu, kita sudah menemukan hati tempat berpulang;
tak perlu lagi mencari hati lain sebagai selingan.
Biar saja raga terpisah, asalkan hati kita tak berpisah. Biar saja kamu jauh dari pandangan, asal cintamu dekat; selalu dalam genggaman.
*ditulis untuk iamdewiiii. semoga tulisan ini mewakili cerita kamu. :)
gambar diambil dari google.
http://abcdefghindrijklmn.tumblr.com/tagged/TulisanPesanan/page/3
0 komentar:
Posting Komentar